Selasa, 28 Desember 2010

Kecerdasan Emosional

Apa itu kecerdasan emosi? Menurut Wikipedia, Kecerdasan Emosi atau Emotional Intelligence (EI) menggambarkan kemampuan, kapasitas, keterampilan atau, dalam kasus EI sifat model, kemampuan diri, untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola emosi diri sendiri, orang lain, dan kelompok.

Dari kata kecerdasan emosi, terlihat mudah untuk mengelolanya.. tapi secara tidak sadar, hal tersebut seringkali menganggu aktivitas kehidupan..

1. Kalimat "Ga tahu".. Kalimat tersebut mungkin terlihat sepele.. Tapi sering kali kalimat tersebut terlontar, secara di sengaja atau tidak.. "Ga tahu" merupakan ekspresi tercepat yang di ucapkan agar dapat segera menyelesaikan pembicaraan, walau sebenarnya mungkin tahu apa yang sedang di bicarakan..

2. Mengekspresifkan kalimat marah dengan HURUF BESAR. Seringkali kita mengungkapkan kemarahan secara tulisan dengan menggunakan huruf besar, hal tersebut sebenarnya ingin menunjukkan eksistensi kita bahwa kita sedang marah, namun sebenarnya hal tersebut sama sekali tidak akan menyelesaikan masalah..

3. Mengumpat kasar saat sedang marah (b*engsek, s*alan, a*jing, dl). Hal tersebut sering berulang dalam kehidupan kita karena kita tidak dapat mengontrol emosi kita terhadap suatu kejadian yang mungkin sangat menyebalkan. Sama seperti di nomor 2, bahwa kita hanya ingin menunjukkan ekspresi marah, ga mau kalah, dan berani kepada orang lain dengan mengatakan hal tersebut, namun cara yang dipakai kurang baik.

4. Stress berlebih yang membuat seolah-olah tidak ada hari esok, dan semua keceriaan hilang. Suatu masalah akan menjadi beban, dan saat semua itu di tumpuk, akan membuat stress berlebih, dan membuat hal itu menjadi hal yang buruk. Dengan berusaha menyelesaikan satu per satu masalah (mungkin membuat priority list masalah), stress berat tidak akan terjadi.. Karena masalah tidak akan menumpuk.

5. Lelah vs Marah. Kadang kala jika kita sedang lelah, kita akan lebih mudah terpancing emosi. Cobalah untuk merileks kan pikiran anda, dan jangan mudah terbawa dengan omongan-omongan yang dapat memicu emosi negatif.


Beberapa contoh di atas adalah tipe orang yang memiliki tingkat kecerdasan emosi yang buruk. Orang yang memiliki tingkat kecerdasan emosi yang baik.akan mengelola dengan baik semua keputusan dan tindakannya.

Beberapa hal yang perlu kita perhatikan mengenai kecerdasan emosional:

1. Sering kali kita dipusingkan oleh emosi-emosi negatif seperti depresi, marah, kebingungan dan sebagainya, hal ini yang sering kali pula memicu kita untuk tidak dapat mengontrol emosi kita. Adalah hal yang wajar jika kita mengalami emosi-emosi negatif, tapi sesegera mungkin alihkan emosi-emosi negatif tersebut ke arah yang positif, mungkin dengan diam, anda jadi tidak perlu menuliskan huruf besar atau mengumpat dengan kata-kata kasar.
Atur lah perasaan anda, jangan mengambil keputusan atau tindakan jika anda sedang berada pada emosi-emosi negatif tersebut.

2. Buat lah list tujuan. . Mungkin untuk beberapa orang sebuah Resolusi tahunan merupakan hal yang tidak penting, namun setelah beberapa pertimbangan, kita harus memiliki sebuah Resolusi yang harus kita lakukan, sehingga kita mempunyai motivasi pribadi untuk meningkatkan kecerdasan emosi kita, mengapa begitu? Karena dengan adanya resolusi, kita akan belajar untuk mencapai sesuatu, namun disaat hal tersebut sulit dicapai, kita juga akan belajar bagaimana mengontrol perasaan (emosi, kesal, lelah, dan sebagainya) pada proses pencapaian resolusi kita tersebut.

3. Belajarlah berempati terhadap lingkungan sekitar. Sering kali, jika ada teman yang marah, secara tidak sengaja, emosi negatif tersebut menular terhadap diri kita, kita lama kelamaan akan ikut marah-marah atau akan merusak mood kita. Dengan belajar membaca emosi orang lain, kita tidak akan terjebak dalam emosi orang lain tersebut. Kita akan lebih mudah untuk mengontrol emosi kita untuk tidak terbawa dalam emosi orang lain.

4. Terakhir, kita perlu melakukan penanganan perasaan dengan baik. Tidak semua orang mampu mengekspresikan emosinya dengan gamblang, maka kita harus juga mampu membaca dan mengerti emosi yang tersirat, dan berusaha untuk membuka diri terhadap perasaan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar