Bantu Masyarakat Miskin, Pemerintah Luncurkan Program Keluarga Harapan, kalimat tersebut merupakan salah satu judul berita menarik dari www.voanews.com (link berita: http://www.voanews.com/indonesian/news/Pemerintah-akan-Luncurkan-Program-Keluarga-Harapan-138047413.html)
Upaya pemerintah dalam membantu Masyarakat Miskin, memang sangat dibutuhkanbagi masyarakat miskin. Seperti yang diuraikan oleh pemerintah, bahwa program ini akan membantu sekitar 1,5 juta keluarga kurang mampu dari dana yang akan dikeluarkan sebesar RP 1,8 triliyun. Sekilas Program Keluarga Harapan (PKH) ini mirip seperti program BLT, namun sebenarnya berbeda. PKH akan menyalurkan dana tersebut untuk biaya kesehatan masyarakat kurang mampu dan sekolah selama anak yang bersangkutan dalam masa wajib belajar sembilan tahun (setara sampai lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau SLTP).
Kesehatan bagi masyarakat merupakan hal yang penting, namun bagi masyarakat kurang mampu kadang kala mereka tidak memperhatikan hal tersebut mengingat biaya untuk kesehatan (pemeriksaan dokter, obat-obatan, dll) sangatlah mahal. Menurut pemberitaan pula, tahun ini Kementerian Kesehatan akan mendapat anggaran Rp 29,915 triliun untuk kesehatan, dari dana tersebut sebanyak 88% dijanjikan untuk membangun kesehatan orang miskin di daerah. Dana tersebut akan di bagikan melalui Jaminan Kesehatan Masyarakat (JamKesMas).
Dalam masalah pendidikan, seperti dapat dilihat di media massa beberapa minggu terakhir ini yakni berita mengenai akses Jembatan yang digunakan untuk menyebrangi Sungai Ciberang, Lebak rusak, sehingga beberapa siswa sekolah terpaksa harus menyebrangi jembatan tersebut, walau dalam keadaan rusak.
Dari pemberitaan yang ada dapat kita lihat bahwa niat sekolah siswa-siswi di Indonesia masih sangatlah tinggi, hanya kadangkala permasalahan keuangan lebih mendesak mereka untuk berhenti bersekolah daripada melanjutkan sekolah. Dari salah satu program reality show di TV Swasta Indonesia, yang menceritakan seputar kehidupan masyarakat kelas bawah (pemulung, nelayan, buruh panggul pasar, dll), sering kali menceritakan bahwa orang tua terpaksa tidak menyekolahkan anak-anaknya karena tersangkut masalah biaya, walaupun sang anak masih sangat ingin bersekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar